Kamis, 25 Maret 2010

Tabagsel "Multi Wisata Yang Masih Terpendam"

Sumatera Utara, selain terkenal dengan Danau Tobanya ternyata masih banyak menyimpan sejuta potensi wisata, baik wisata alam, budaya maupun sejarah yang dapat dijadikan sebagai pendapatan asli daerah (PAD), salah satu daerah yang menyimpan multi wisata tersebut ialah Tapanuli Bagian Selatan. Pasca pemekaran wilayah ini sekarang terdiri dari 4 Kabupaten dan 1 Pemko, yaitu Kabupaten Induk Tapanuli Selatan dengan ibukota Sipirok, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dengan ibukota Panyabungan, Padang Lawas Utara (Paluta) dengan ibukota Gunung Tua, Padang Lawas (Palas) dengan ibukota Sibuhuan dan Pemko Padangsidimpuan.

Kabupaten Tapsel:
kekayaan alam di daerah ini sangat melimpah ruah, salah satunya potensi Danau Siais yang berjarak sekitar 40 km dari Kota Padangsidimpuan, sayangnya tak banyak yang tahu di kawasan itu ada danau, air terjun dan ikan jurung dan aneka satwa liarnya. Konon menurut cerita masyarakat, ikan-ikan jurung itu merupakan peliharaan seorang syeh sejak jaman dahulu yang terus bertahan dan dilestarikan hingga kini, ikan-ikan itu tidak bisa diambil, apalagi dimakan. Jika melanggarnya akan kena bala. Keunikan ikan jurung itu selain hidup di anak sungai yang dangkal mereka tidak pernah pergi dan terusik oleh siapapun yang datang melihat kejinakannya. Selain itu masih terdapat Danau Marsabut di Kecamatan Sipirok, Danau Tao di Kecamatan Sosopan dan Kawasan Hutan Alam Batang Toru yang bernilai konservasi global dan bernilai ilmiah tinggi. Kawasan ini diperkirakan merupakan transisi biogeografis antara kawasan Danau Toba bagian utara dan selatan. Tingginya nilai kekayaan dan keunikan hayatinya ditunjukkan dengan fenomena keberadaan 60 jenis satwa liar.

Kabupaten Palas dan Paluta:
Daerah ini sepanjang lembah aliran sungai Barumun hingga ke daerah pertempuran dengan sungai Batang Pane, terdapat situs-situs arkeologi berupa runtuhan bangunan candi. Adapun candi di sana di kenal dengan nama biaro, terbuat dari bata dan beberapa fragmen arca seperti: Biaro Si Sangkilon, Biaro Si Pamutung, Biaro Si Topayan, Biaro Pulo, Biaro Bahal 1, Biaro Bahal 2, Biaro Bahal 3, Biaro Tandiat 1 dan Batu Gana yang sangat menarik untuk diteliti para arkeolog maupun sejarahwan. Candi atau biaro yang bertebaran tersebut merupakan kekayaan budaya yang nilainya cukup tinggi, dan layak dijual sebagai objek wisata keberbagai negara. Promosi wisata budaya harus terus digencarkan untuk menarik minat wisatawan dalam maupun manca negara. Hanya sayangnya belum ada literatur memadai yang bisa didapat turis kalau mengunjungi candi-candi indah itu.

Kabupaten Madina: Salah satu karunia terbesar yang diberikan oleh Tuhan kepada masyarakat daerah ini adalah kawasan pantai yang cukup panjang kira-kira 170 mil. Pantai Natal termasuk sumberdaya alam yang banyak sekali manfaatnya. Pantai ini terletak di Kecamatan Natal, sangat potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari yang tidak kalah menariknya dengan kawasan wisata bahari di daerah Indonesia lainnya, selain pantai Natal masih terdapat pantai Sikara-kara, di tengah pantai ini terdapat Pulau Unggeh yang berarti unggas. Disebut Pulau Unggeh karena di pulau ini terdapat banyak jenis unggas atau burung. Pantai ini sangat indah dengan hamparan pasir putihnya, terlebih-lebih pada saat matahari terbenam. Selain pantai Natal dan Sikara-kara, di Kabupaten Madina objek wisata berpusat pada desa-desa yang berada di Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) meliputi Sibanggor Jae, Sibanggor Tonga dan Sibanggor Julu, karena wilayah ini selain terdapat pemandian air panas juga pemandangan desa dari tempat yang tinggi terlihat begitu cantik dan semuanya masih tradisional dan alami termasuk rumah khas penduduk dengan gaya rumah panggung beratapkan ijuk serta tidak lupa dengan salah satu cerita yang diwariskan secara turun temurun yaitu "Legenda Sampuraga" nya.

Kota Padangsidimpuan:
dikenal sebagai kota transit yang menghubungkan wilayah Sumatera Bagian Utara dengan Sumatera Bagian Barat dan Selatan, juga dikenal dengan sebutan "Kota Salak" dan "Salumpat Saindege" (selangkah seirama atau seia sekata), masyarakatnya terdiri atas beberapa suku meliputi Sipirok, Angkola, Padang Bolak dan Mandailing (Dalihan Natolu). serta penduduk seperti Minang, Aceh, Tionghoa bahkan "Pujakesuma" (Putera Jawa Kelahiran Sumatera) mempunyai budaya serta adat istiadatnya sendiri-sendiri, sebagai kota transit dan keaneka-ragaman etnis yang terdapat di Padangsidimpuan menjadi daya tarik dan pesona tersendiri karena di samping sebagai eks/bekas ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan terkenal juga dengan berbagai macam wisata kulinernya. Selain objek-objek wisata tersebut di atas, masih banyak wisata lain yang belum terjamah di daerah "Tapanuli Bagian Selatan", karena untuk mencapai objek-objek wisata itu salah satu kendala yang masih dihadapi sampai saat ini adalah masalah transportasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar